MAKALAH
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM)
![](file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.png)
“Pendahuluan
dan Ruang Lingkup Manajemen SDM”
Kelompok
1
![]() |
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI
DEPOK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah
kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah “Pendahuluan
dan Ruang Lingkup Manajemen SDM”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami
tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.
Dalam
penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan maupun
kesalahan pada penulisan makalah ini untuk itu kami berterimakasih apabila
pembaca memberi saran atau kritikan kepada kami.
Depok, 9 Oktober 2019
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu sumber daya organisasi yang memiliki
peran penting dalam mencapai tujuannya adalah sumber daya manusia. Oleh karena
pentingnya peran manusia dalam kompetisi baik jangka pendek maupun jangka
panjang dalam agenda bisnis, suatu organisasi harus memiliki nilai lebih
dibandingkan dengan organisasi lainnya.
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Manajamen sumber daya manusia dapat didefinisikan
sebagai suatu proses kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan
personalia, penggerakan dan pengawasan, terhadap pengadaan, pegembangan,
pemberian kompensasi, pengintregrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga
kerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Orang yan melaksanakan aktivitas tersebut adalah
manajer sumber daya mausia, yang memperoleh kewenangan dari manajer umum untuk
mengelola dalam suatu oranisasi.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Manajemen?
2. Apa saja Fungsi-fungsi Manajemen?
3. Apa pengertian Sumber Daya Manusia (SDM) ?
4. Apa saja variabel-variabel lain yang mempengaruhi
keberhasilan organisasi?
5. Bagaimana sikap bekerja?
6. Bagaimana perilaku karyawan?
7. Bagaimana semangat dalam bekerja?
1.3
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk mengetahui arti atau definisi dari
manajemen.
2.
Untuk mengetahui fungsi-fungsi
manajemen.
3.
Untuk mengetahui maksud dari sumber daya
manusia (SDM).
4.
Untuk mengetahui variabel-variabel yang
mempengaruhi keberhasilan organisasi.
5.
Untuk mengetahui sikap dalam bekerja.
6.
Untuk mengetahui perilaku karyawan dalam
bekerja.
7.
Untuk mengetahui semangat dalam bekerja.
BAB
II
ISI
2.1
Pengertian Manajemen
Manajemen
adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya lain yang ada dalam
organisasi, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen menurut para
ahli:
1.
Manajemen adalah proses pencapaian
tujuan yang telah ditentukan melalui kegiatan yang dilakukan bersama orang
lain, (management is the recomplishing of
a pre-determined objective through of the other people) oleh George Terry.
2.
Prof. Dr.S.P. Siagian dalam buku “Filsafat
Administrasi” yang diterbitkan Gunung Agung pada tahun 1984, menyebutkan bahwa
manajemen adalah sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu
hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain.
2.2
Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi
manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, dan pengawasan. Kelima fungsi yang disebutkan ini dinamakan
fungsi organis dari manajemen, yaitu semua fungsi yang mutlak perlu
dilaksanakan oleh suatu organisasi. Apabila fungsi-fungsi organik ini tidak
mampu dilaksanakan oleh suatu organisasi, maka lambat atau cepat akan berakibat
pada matinya organisasi.
1.
Perencanaan adalah keseluruhan proses
pemikiran dan pengaturan secara sistematis terhadap kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan pada waktu mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
2.
Pengorganisasian adalah keseluruhan
proses pembagian tugas dan tanggung jawab serta wewenang termasuk pengalokasian
sumber-sumber daya dan dana secara sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakan secara kelompok dalam rangka pencapaian tujuan
yang ditentukan. Dalam pengorganisasian ini juga terkandung pengertian
membentuk organisasi selaku wadah berupa bentuk badan usaha tempat menampung/
penampungan keseluruhan aktivitas kerjasama anggota organisasi.
3.
Pengarahan atau penggerakan adalah
keseluruhan proses pemberian perintah kepada para bawahan untuk melakukan
pekerjaan, secara sedemikia rupa sehingga mereka mau bekerja dengan
sungguh-sungguh dan bermanfaat demi tercapainya tujuan organisasi dan
tujuan-tujuan lainnya secara efektif dan ekonomis.
4.
Pengkoordinasian adalah keseluruhan
proses kegiatan untuk mengintegrasikan seluruh aktivitas kegiatan dan
komponen-komponen organisasi secara kompak menuju pencapaian sasaran yang telah
ditentukan.
5.
Pengendalian atau pengawasan adalah
proses pengamatan dan pengaturan pelaksaan sebuah kegiatan organisasi apakah
telah berjalan sesuai dengan rencana yang ditentukan sebelumnya.
2.3
Pengertian Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber
Daya Manusia (SDM), semula merupakan terjemahan dari human resources. Namun ada pula ahli yang menyamakan SDM dengan manpower (tenaga kerja). Bahkan sebagian
orang menyetarakan pengertian SDM dengan personnel
(personalia, kepegawaian, dan sebagainya).
Menurut
H. Hadari Nawawi (2000) yang dimaksudkan sebagai SDM adalah meliputi tiga
pengertian yaitu:
a.
Sumber Daya Manusia adalah manusia yang
bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja,
pegawai, karyawan).
b.
Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
c.
Sumber Daya Manusia adalah potensi yang
merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di
dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real)
secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Pada
hakikatnya, manajemen sumber daya manusia merupakan gerakan pengakuan terhadap
pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial dan sangat
dominan pada setiap organisasi. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan, sehingga
mampu memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi
maupun pencapaian tujuan pribadi sumber daya manusia sendiri.
Manajemen
Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah keseluruhan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan
seleksi, pelatihan, penempatan, pemberian kompensasi, pengembangan,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia untuk
tercapainya berbagai tujuan individu, masyarakat, pelanggan pemerintah, dan
organisasi yang bersangkutan.
Adapun,
manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan usaha untuk mengerahkan dan
megelola sumber daya manusia di dalam organisasi agar mampu berpikir dan
bertindak sebagaimana yang diinginkan oleh organisasi.
2.4
Fungsi-fungsi
Operasional SDM
Ruang
lingkup manajemen sumber daya manusia terdiri dari dua jenis fungsi yaitu:
1.
Fungsi Manajemen
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengkoordinasian
e. Pengawasan
2.
Fungsi Operasional terdiri dari:
a. Pengadaan
b. Seleksi
dan tes penyaringan
c. Pelatihan
pra tugas
d. Analisa
pekerjaan
e. Penempatan
f. Pemberian
kompensasi
g. Pengembangan
h. Pengintegrasian
i. Pemeliharaan
dan kompensasi
j. Pelepasan
sumber daya manusia atau separation
Mempraktekan
dan mengaplikasikan manajemen sumber daya manusia selalu menghubungkan lima
fungsi manajemen terhadap masing-masing fungsi operasional yang bersangkutan.
Sebagai contoh untuk melaksanakan kegiatan pengadaan sumber daya manusia harus
dibuat:
-
Perencanaan pengadaan
-
Pengorganisasian pengadaan
-
Pengarahan pengadaan
-
Pengkoordinasian pengadaan
-
Pengawasan
Demikian
juga untuk melaksanakan fungsi seleksi penyaringan calon karyawan, harus
dimulai dengan pembuatan:
-
Perencaanaan seleksi penyaringan
karyawan
-
Pengorganisasian seleksi karyawan
-
Pengarahan pada petugas seleksi
-
Pengkoordinasian atas aktivitas
pelaksanaan seleksi
-
Pengawasan terhadap kegiatan seleksi
Demikian
selanjutnya terhadap setiap fungsi operasional selalu diikuti dengan fungsi
manajemen secara keseluruhan.
2.5 Variabel-variabel lain yang
Mempengaruhi Keberhasilan Organisasi
Didalam
organisasi terdapat sejumlah variabel yang saling mempengaruhi. Beberapa
dimensi organisasi yang biasanya dipergunakan adalah tujuan (goal), teknologi dan struktur. Ketiga
variabel ini berkaitan satu sama lain secara individual maupun secara
bersama-sama sebagai penentu yag mempengaruhi prilaku manajerial dan
performance orgnisasi.
Goal atau
tujuan secara teoritis dilihat sebagai hasil interaksi organisasi dengan
lingkungan. Didalam proses, baik dalam konteks publik maupun privat, pimpina
yang berada pada posisi puncak mngendalikan organisasi untuk selalu beradaptasi
dengan lingkungn untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri atau berperanan
sebagai mediator antara kebutuhan organisasi dan mereka yang membutuhkan. Pada
saat organisasi tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, maka organisasi
berada pada kondisi yang vulnerable selanjutnya
tugas manajemen adalah melakukan interpretasi dan membuat tujuan organisasi
relevan dan operasionalisasi tujuan lebih mudah dilaksanakan untuk semua level.
Teknologi
didalam organisasi tidak hanya menyangkut peralatan, mesin-mesin dan
perlengkapan lain untuk menghasilkan produk dan pelayanan tetapi juga
keterampilan yang spesifik dari SDM, pengetahuan dan prosedur untuk
mengoprasikan peralatan tersebut. Oleh karena itu, sangat sulit untuk
memisahkan antara organisasi dengan variabel manusia. Peranan manajer adalah
untuk mengoprasikan teknologi secara efektif dan efisien dan diharapkan dapat
menghadapi setiap perubahn yang terjadi.
Struktur
organisasi juga merupkan variabel yang cukup penting. Konsep struktur mengacu
pada cara yang bagaimana departemen atau unit diatur didalam suatu sistem,
menggambarkan keterkaitan antara bagian-bagian, dan cara pengaturan posisi
didalam sistem. Manjemen menentukn struktur dengan magikat unit-unit atau
departemen secara bersama-sama berdasarkan garis kewenangan, tanggung jawab,
komunikasi dan kontrol.
Human variable juga
merupakan suatu variabel yang penting. Prilaku dan peranan manajer dipengaruhi
oleh karakteristik organisasi itu sendiri dan karakteristik orang-orang yang
berada pada organisasi. Kompleksitas yang terjadi adalah bahwa didalam
organisasi terdapat manusia yang memiliki perbedaan satu sama lain dan hal ini
akan berpengaruh juga pada prilaku manajemen serta performance organisasi.
Beberapa perbedaan yang muncul bisa terjadi karena tingkat pendidikan yang
berbeda, pengalaman, sikap, nilai-nilai dan jua asal daerah serta umur, atau
faktor lain.
2.6 Sikap Kerja
Sikap
(atitude) adalah peryataan evaluatif
mengenai objek, manusia, atau peristiwa. Contoh, seorang karyawan berkata,
“saya benar-benar menyenangi pekerjaan saya” , menatakan sikap nya terhadap
pekerjaan. Sikap yang berhubungan dengan pekerjaan termasuk :
1.
Kepuasan bekerja (job satisfaction) yaitu sikap umum karyawan terhadap pekerjaannya.
2.
Keterlibatan bekerja (job involvementi) yaitu derajad jati
diri karyawan dengan pekerjaanya, secara aktif berperan serta didalamnya, dan
menganggap prestasinya penting bagi harga dirinya.
3.
Komitmen organisasional (organizational commitment), yaitu
orientasi karyawan terhadap organisasinya, dalam arti kesetiannya pada
jatidirinya dengan keterlibatannya dalam organisasi.
2.7
Perilaku
Karyawan
Perilaku
individu adalah segala hal yang dilakukan seseorang, baik dipengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung yang dapat memengaruhi keberadaannya (prestasi) dan
lingkungannya (rekan kerja,pimpinan,dan organisasi). Hal ini berarti setiap
tindakan yang dilaakukan oleh seseorang jels akan memberi dampak pada
lingkungan sekitarnya. Perilaku individu dapat bersifat positif (membangun) dan
sebaliknya juga dapat bersifat negatif (merugikan). Berbicara kepada seorang
manajer, mendengar seorang teman kerja, mendokumen sebuah laporan, memasukan
sebuah memo ke dalam pengolah kata, dan menempatkan unit lengkap ke dalam
inventori adalah perilaku.
Pendekatan
perilaku ini telah membedakan delapan macam karakter manusia, yaitu depelover, birokrasi, missionary,
compromiser, autocrat, benevolen autocrat, deserter, dan executive. Dengan mengetahui perilaku
setiap orang seperti tersebut diatas, maka para manajer sudah lebih mengenal
kemampuan-kemampuan dan kelemahan-kelemahan setiap karyawannya, sehingga akan
lebih mudah juga menempatkan dan menugaskan setiap karyawan pada posisi yang
lebih tepat dan produktif.
2.8
Semangat Kerja
Semangat
adalah hal yang sukar ditangkap, tidak mudah didefinisikan, dikendalikan, atau
diukur, namun memancarkan pengaruh yang kuat atas iklim hubungan manusiawi
setiap organisasi. Pada umumnya semangat mengacu pada sikap-sikap karyawan baik
terhadap organisasi-organisasi yang mempekerjakan mereka, maupun tehadap
faktor-faktor pekerjaan yang khas seperti supervisi, sesama karyawan, dan
rangsangan-rangsagan keuangan. Ini dapat dianggap berasal entah dari individu
atau dari kelompok, yang merupakan bagian daripadanya. Guna tujuan kita,
semangat akan kita definisikan sebagai suasana yang ditimbulkan oleh sikap para
anggota suatu organisasi. Ia dipengaruhi oleh bagaimana para karyawan
menanggapi organisasi tersebut dan sasaran-sasarannya dalam hubungannya dengan
mereka sendiri.
Pada
umumnya, terdapat kecenderungan hubungan langsung antara produktivitas yang
tinggi dan semangat yang tinggi. Dibawah kondisi semangat yang buruk, produksi
yang menguntungkan sulit dimungkinkan untuk masa yang lama. Keuntungan biasanya
terpengaruh merugikan bila semangat buruk mengurangi produktivitas. Keuntungan
yang lebih rendah dapat berarti perolehan gaji yang lebih sedikit di masa
depan. Suatu lingkungan yang penuh dan kumulatif lalu terjadi, karena gaji
dapat mempengaruhi semangat.
Tetapi
semangat yang tinggi tidak harus menyebabkan produktivitas yang tinggi, ia
hanyalah merupakan satu pengaruh, sekalipun penting, pada produksi keseluruhan.
Suatu kelompok pekerja, umpamanya, dapat menjadi bahagia sebagai hasil hubungan
sosial yang telah mereka timbulkan pada pekerjaan, tapi mungkin mereka begitu
sibuk membadut saja hingga produktivitasnya rendah. Semangat yang tinggi karena
tidak adanya kepemimpinan yang efektif. Karena semangat yang tinggi
mempengaruhi produktivitas secara menguntungkan, maka ia harus disertai oleh
bimbingan manajemen dan pengawasan.
Sikap
para karyawan penting dipengaruhi oleh cara-cara mereka menanggapi sejumlah
faktor penting, yaitu:
1.
Organisasi itu sendiri
2.
Kegiatan-kegiatan mereka sendiri, ketika
bekerja maupun selesai bekerja.
3.
Sifat pekerjaan
4.
Teman-teman sejawat mereka
5.
Majikan-majikan mereka
6.
Konsep-konsep sendiri
7.
Pemenuhan keperluan-keperluan mereka
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen Sumber daya Manusia adalah pendekatan terhadap
manajemen manusia. Pendekatan terhadap manajemen manusia tersebut didasarkan
pada nilai manusia dalam hubunganya dengan organisasi. Manusia merupakan
sumberdaya yang penting dalam organisasi, disamping itu efektivitas organisasi sangat
ditentukan oleh manajemen manusia.
Semula yang berkembang di organisasi-organisasi publik
adalah Manajemen Personalia (Personnel
Management), namun menjelang abad ke XXI ini tampaknya ada kecenderungan
perhatian ke arah manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Gomes (1995)
pergantian istilah dari manajemen personalia ke Manajemen Sumber Daya Manusia
dianggap sebagai suatu gerakan yang mencerminkan pengakuan adanya peranan vital
dan semakin pentingnya sumber daya manusia dalam pengelolaan sumberdaya manusia
secara efektif, serta terjadinya pertumbuhan ilmu pengetahuan dan
profesionalisme di bidang Manajemen Sumberdaya Manusia. Bahkan dalam era global
MSDM akan semakin penting peranannya, mengingat bahwa tantangan kompetisi
semakin luas, tidak hanya merambah pda sektor-sektor swasta, melainkan juga
pada organisasi-organisasi publik yang memiliki peranan penting dalam
menyediakan pelayanan publik. Tuntunan akan kualitas pelayanan, kinerja yang
tinggi otomatis harus dibarengi dengan kemampuan sumberdaya manusia yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs. A. Sihotang, M.B.A., 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Cetakan pertama, Penerbit PT Pradnya Paramita,
Jakarta.
T. Sulistiyani Rosidah, Ambar., 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori
dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Saydam, Gozali. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management): Suatu
Pendekatan Mikro (Dalam Tanya Jawab). Penerbit Djambatan. Jakarta.
Schuler, Randall S. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia: menghadapi abad ke-21. Cetakan
Pertama. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Prof. Dr. Wilson Bangun, SE., M.Si. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Komentar
Posting Komentar